Jika yang dimaksud dengan pemberian nama (simayah) disini adalah aqiqah yang disembelih untuk bayi yang baru dilahirkan, maka sebaiknya disembelih pada hari ketujuh, sebagaimana Hadis yang diriwayatkan dari samara bin Jundab radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كل غلام مرتهن بعقيقته ، تذبح عنه يوم سابعه ، ويسمى فيه ، ويحلق رأسه . رواه الترمذي ( 1522 ) والنسائي ( 4220 ) وأبو داود ( 2838 ) . والحديث : صححه الشيخ الألباني رحمه الله في " الإرواء " ( 4 / 385 ) .
“Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari ke tujuh, kemudian si anak dicukur rambutnya dan diberi nama”. HR. at-Tirmidzi (1522), Nasa’I (4220), Abu Daud (2838), dan digolongkan sahih oleh al-albani rahimahullah dalam “al-irwa’” (4/385).
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata: “Pernyataannya, (Sebaiknya disembelih pada hari ketujuh), artinya: disunahkan menyembelih pada hari ketujuh. Jadi, jika bayi lahir pada hari Sabtu, maka disembelih pada hari Jumat, yaitu sehari sebelum hari kelahiran. Itulah kaidah hukumnya. Jika bayi lahir pada hari Kamis, maka disembelih pada hari Rabu, dan seterusnya.” Akhir kutipan dari “al-Syarah al-Mumti’” (7/493).
Dan atas dasar ini, maka hendaknya menyembelih aqiqah pada Rabu pagi atau sepanjang waktu di siang hari.
Adapun pemberian nama pada bayi, hendaknya dilakukan pada hari pertama atau hari ketujuh. Sebagaiman hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وُلِد لي الليلة غلام فسميته باسم أبي إبراهيم رواه مسلم ( 3126
"Telah lahir tadi malam anakku, lalu aku menamainya dengan nama ayahku, Ibrahim.” (HR. Muslim, no. 3126).
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anhu berkata:
عق رسول الله صلى الله عليه وسلم عن الحسن والحسين يوم السابع وسماهما . رواه ابن حبان ( 12 / 127 ) والحاكم ( 4 / 264 ) . وصححه الحافظ ابن حجر في " فتح الباري " ( 9 / 589
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melakukan aqiqah untuk Hasan dan Husain pada hari ketujuh dan memberikan nama kepada mereka. HR. Ibnu Hibban (12/127) dan al-Hakim (4/264).
Dinyatakan shahih oleh al-Hafiz Ibnu Hajar dalam “Fath al-Bari” (9/589).
Tidak ada yang salah dengan menyembelih aqiqah pada hari apa pun, demikian juga halnya dalam pemberian nama.
Wallahu a’lam.