Menurut para ulama, judi masuk dalam kategori dosa besar.
Ad-dzahabi rahimahullah berkata: “judi termasuk duapuluh besar (dosa besar)”. Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيهَا الَّذين آمنُوا إِنَّمَا الْخمر وَالْميسر والأنصاب والأزلام رِجْس من عمل الشَّيْطَان فَاجْتَنبُوهُ لَعَلَّكُمْ تفلحون * إِنَّمَا يُرِيد الشَّيْطَان أَن يُوقع بَيْنكُم الْعَدَاوَة والبغضاء فِي الْخمر وَالْميسر ويصدكم عَن ذكر الله وَعَن الصَّلَاة فَهَل أَنْتُم مُنْتَهُونَ
(Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji (dan) termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung. Sesungguhnya setan hanya bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu melalui minuman keras dan judi serta (bermaksud) menghalangi kamu dari mengingat Allah dan (melaksanakan) salat, maka tidakkah kamu mau berhenti?) QS. Al-Maidah :90-91.
Perjudian (maisir); adalah judi dengan segala bentuknya, baik dadu, catur, kartu, kubus, biji-bijian, telur, kerikil, atau apapun, hal ini adalah termasuk kategori memakan harta orang lain dengan cara batil yang dilarang oleh Allah dalam firman-Nya:
وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالكُم بَيْنكُم بِالْبَاطِلِ
(Janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil) QS. Al-Baqarah :188,
dan masuk dalam sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam:
إِن رجَالًا يتخوضون فِي مَال الله بِغَيْر حق فَلهم النَّار يَوْم الْقِيَامَة
(“Sesungguhnya orang-orang yang menggunakan harta Allah dengan cara tidak benar, bagi mereka adalah neraka pada hari kiamat.”),
dan di dalam Sahih al-Bukhari, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من قَالَ لصَاحبه تَعَالَ أقامرك فليتصدق ؛ فَإِذا كَانَ مُجَرّد القَوْل يُوجب الْكَفَّارَة أَو الصَّدَقَة؛ فَمَا ظَنك بِالْفِعْلِ انتهى من "الكبائر" ص88.
(“Barang siapa yang berkata kepada temannya, 'Kemarilah aku ajak engkau berjudi, maka lebih baik baginya untuk bershadaqah."), jika sekedar pernyataan saja mengharuskan kafarat dengan bersedekah, bagaimana menurutmu jika dikerjakan”. Akhir kutipan dari “al-kabair” hal. 88.
Ibnu Hajar al-Makki dlam “ az-zawajir an iqtirafi al-kabair” (2/328): “(dosa besar yang ke 443 adalah: judi baik murni judi ataupun dikemas dengan permainan yang tidak disukai seperti catur atau yang dilarang seperti dadu)”.
Dan beliau mengutip dalil-dalil yang disebutkan sebelumnya, kemudian berkata: “peringatan: ini dianggap (termasuk dosa besar) secara tegas dalam ayat yang pertama; dan ini sangatlah jelas”. Akhir kutipan
Adapun dalilnya adalah: semua ayat yang mengharamkan memakan harta dengan cara yang batil dan ancamannya, seperti sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam:
كُلُّ جَسَدٍ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ رواه الطبراني عن أبي بكر، وصححه الألباني في "صحيح الجامع" (4519).
“Setiap daging yang tumbuh dari yang haram maka Neraka lebih pantas baginya.”(Hadits riwayat Ath-Thabrani dari Abi Bakar, dan digolongkan sahih dalam “sahih al-jami” (4519).
Dan Hadis riwayat at-Tirmidzi (614) dari hadis Ka’ab bin ‘Ajrah dengan lafadz:
إِنَّهُ لَا يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلَّا كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ وصححه الألباني في "صحيح الترمذي".
“Sesungguhnya tidaklah berkembang daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram kecuali neraka adalah lebih layak baginya”.dan digolongkan sahih oleh al-Albani dalam “Sahih at-Tirmidzi”.
Dan dosa besar adalah: yang berakibat adanya hukuman, diancam dengan siksa neraka, terlaknat dan mendapat murka. Lihat “al-mausu’ah al-fikhiyah” (18/27).
Wallahu a’lam.