Dalam hadits tidak ditentukan doa tertentu saat Sujud Syukur. Oleh karena itulah, para ulama mengatakan, “Di dalam Sujud Syukur yang diucapkan adalah apa yang diucapkan di dalam sujud shalat yaitu bertasbih dan berdoa,
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى ، اللَّهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ ، وَبِكَ آمَنْتُ ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ ، سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ ، تَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
“Mahasuci Tuhanku yang Maha Tinggi. Ya Allah, hanya untuk-Mu-lah aku bersujud. Hanya kepada-Mu-lah aku beriman. Dan hanya kepada-Mu aku berserah diri. Wajahku bersujud kepada (Allah) yang menciptakannya, membentuknya, dan membukakan pendengaran dan penglihatannya. Maha banyak keberkahan Allah, Dialah Pencipta terbaik.”
Kemudian berdoa dengan doa yang disukainya.
Ibnu Qudamah Rahimahullah mengatakan, “Tata cara Sujud Syukur dalam hal perbuatan, hukum dan syaratnya sama seperti tata cara Sujud Tilawah.” (Al-Mughni, 2/372). Beliau juga mengatakan mengenai Sujud Tilawah, “Ucapkanlah dalam sujud apa yang diucapkan dalam sujud untuk shalat.” (Al-Mughni, 2/362).
Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah mengatakan, “Sujud Syukur itu adalah untuk musibah yang menimpa atau untuk nikmat yang diberikan kepada seseorang. Sujud Syukur itu seperti bacaan Sujud Tilawah di luar shalat. Sebagian ulama berpendapat bahwa diperlukan wudhu dan takbir dalam Sujud Syukur, sebagian yang lain berpendapat bahwa yang diperlukan adalah takbir pertama saja, kemudian bersujud dan berdoa setelah mengucapkan Subhana Rabbiyal A’la.” (Fatawa Manar Al-Islam, 1/205).
Wallahu A’lam wa Shallallahu wa Sallama ‘Ala Nabiyyina Muhammadin (Hanya Allah-lah yang lebih tahu. Semoga Allah mencurahkan kesejahteraan dan keselamatan kepada Nabi kita, Muhammad).