Niat untuk Melakukan Amal Shalih

Pertanyaan: 20742

Apa yang seharusnya menjadi niat seseorang ketika melakukan amal shalih ? Haruskah dia melakukannya demi Allah dan Rasul-Nya ? Ataukah karena Allah dan karena kecintaannya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan kepada Sunahnya ? Ataukah hanya karena Allah Subhanahu wa Ta’ala ?

Teks Jawaban

Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah, wa ba'du:

Ibadah haruslah tulus ikhlas hanya kepada Allah Ta’ala semata, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Ta’ala,

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

البينة/5

“Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar).” (QS. Al-Bayyinah : 5).

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَمَا لأَحَدٍ عِنْدَهُ مِنْ نِعْمَةٍ تُجْزَى  إِلا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الأَعْلَى

الليل/19-20 .

“Tidak ada suatu nikmat pun yang diberikan seseorang kepadanya yang harus dibalas, kecuali (dia memberikannya semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi.” (QS. Al-Lail : 19-20).

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ لا يَقْبَلُ مِنْ الْعَمَلِ إِلا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ رواه النسائي (3140) وصححه الألباني في السلسلة الصحيحة (52) .

“Allah tidak menerima amalan, melainkan jika dilakukan dengan ikhlas dan mengharapkan wajah-Nya.” (HR. An-Nasa’i, no. 3140 dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

Renungkanlah firman Allah Ta’ala,

وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوا مَا آتَاهُمْ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ سَيُؤْتِينَا اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى اللَّهِ رَاغِبُونَ

التوبة/59 .

“Seandainya mereka benar-benar ridha dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Allah dan Rasul-Nya, dan berkata, ‘Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebagian dari karunia-Nya, dan (demikian pula) Rasul-Nya. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang selalu hanya berharap kepada Allah.’” (QS. At-Taubah : 59).

Bagaimana ayat menisbatkan “pemberian” kepada Allah Ta’ala dan kepada Rasul-Nya dan menisbatkan Al-Hasb (cukup) kepada-Nya semata. Allah tidak berfirman, “Mereka berkata, ‘Cukuplah bagi kami Allah dan Rasul-Nya.” Bahkan “harapan” hanya diperuntukkan kepada Allah semata. Sama seperti firman-Nya, “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada AIIah,” dan tidak berfirman, “… dan kepada Rasul-Nya.” Sama seperti firman-Nya,

فإذا فرغت فانصب وإلى ربك فارغب

الانشراح / 7-8 .

“Apabila engkau telah selesai (dengan suatu kebajikan), teruslah bekerja keras (untuk kebajikan yang lain) dan hanya kepada Tuhanmu berharaplah!” (QS. Al-Insyirah : 7-8).

Lihat Zad Al-Ma’ad (1/36).

Kita wajib menyembah Allah Ta’ala semata, dan tidak boleh beribadah dengan maksud mendekatkan diri kepada makhluk mana pun.

Adapun hak Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan kecintaannya, maka hal itu dapat terwujud dengan cara mengikutinya dan mengagungkan sunahnya, bukan dengan mengarahkan ibadah kepadanya.

Ibadah tidak akan diterima oleh Allah Ta’ala, melainkan jika terpenuhi dua syarat, yaitu :

Pertama, ikhlas karena Allah Ta’ala.

Kedua, mengikuti Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan sesuai dengan syariatnya.

Kedua syarat ini telah ditunjukkan oleh firman Allah Ta’ala,

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

الكهف / 110 .

“Siapa yang mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya hendaklah melakukan amal shalih dan tidak menjadikan apa dan siapa pun sebagai sekutu dalam beribadah kepada Tuhannya.” (QS. Al-Kahfi : 110).

Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan,

فليعمل عملا صالحا

 yaitu segala amal perbuatan yang disetujui oleh syariat Allah.

ولا يشرك بعبادة ربه أحدا

 yakni dengan mengerjakan amal yang semata-mata hanya karena Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Demikianlah syarat utama dari amal yang diterima oleh-Nya, yaitu harus ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan syariat yang telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Hendaknya kalian berniat untuk beribadah kepada Allah  semata, dan berusaha untuk menaati Sunah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Kami memohon kepada Allah Ta’ala agar memberikan taufik kepada kami agar dapat melakukan amal shalih.

Wallahu A’lam.

Rujukan

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

at email

Buletin

Daftarkan email Anda untuk menerima buletin dari situs Tanya Jawab Tentang islam

phone

Aplikasi Tanya Jawab Tentang Islam

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android