Adapun Adam ‘alaihi salam, dia sudah mengetahui tentang Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana akan dijelaskan mengenai dalil yang menunjukkan hal tersebut, dan yang paling dekat adalah bahwa dia mengetahui tentang semua Nabi berasal dari keturunannya, sebagaimana difahami dari beberapa tafsir ulama terdahulu dari firman-Nya Subhanahu wa ta’ala:
وعلم آدم الأسماء كلها
(dan Dia mengajarkan kepada Adam semua nama-nama),
menurut syeikh al-mufassirin Ibnu Jarir rahimahullah: “aku mengatakan: pendapat yang paling tepat dalam penafsiran ayat adalah: bahwa nama-nama yang diajarkan kepada Adam adalah nama-nama pemuka bani Adam dan nama-nama para malaikat” akhir kutipan, dan tidak diragukan bahwa nama-nama para Nabi adalah yang paling utama diketahui dari para pemuka Bani Adam. Wallahu a’lam.”
Diriwayatkan dari Nabi shallallahu a’alaihi wasallam yang menunjukkan bahwa Adam mengetahui tentang putranya Nabi Daud ‘alaihi wasallam.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad didalam musnadnya (2708), dari [Ibnu Abbas] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya manusia yang pertama kali menyangkal adalah Adam 'alaihis salam." Beliau mengatakannya hingga tiga kali, Sesungguhnya ketika Allah menciptakan Adam, Dia mengusap punggungnya lalu mengeluarkan darinya apa yang akan menjadi keturunannya. Lalu ditampakkan keturunannya itu kepadanya, di antara mereka ada yang wajahnya memancar indah berseri-seri. Adam bertanya: "Wahai Rabbku, siapa ini?" Allah menjawab: "Ini anakmu, Dawud." Adam bertanya lagi, "Wahai Rabbku, berapa umurnya?" Allah menjawab: "Enam puluh tahun." Adam berkata: "Wahai Rabbku, tambahkan umurnya." Allah menjawab: "Tidak, kecuali aku menambahkan dari umurmu." Lalu ditambahkan padanya empat puluh tahun dari umurnya. Allah menetapkan dengan suatu ketetapan dan disaksikan oleh para malaikat. Ketika malaikat (maut) datang untuk mencabut nyawanya, Adam berkata: "Sesungguhnya umurku masih tersisa empat puluh tahun lagi." Maka dikatakan kepadanya: "Sesungguhnya engkau telah memberikannya kepada anakmu, Dawud 'alaihi salam." Namun Adam mengingkarinya, Maka Allah 'azza wajalla mengeluarkan catatan dan menunjukkan bukti kepadanya, akhirnya usia Daud 'alaihis salam di genapkan menjadi seratus tahun dan usia Adam digenapkan menjadi seribu tahun." Syekh Ahmad Shaker mengatakan dalam verifikasinya terhadap Al-Musnad: isnadnya adalah sahih. Para penyelidik Musnad mengatakan: Itu adalah hasan li ghairihi, tanpa ucapan: (akhirnya usia Daud 'alaihis salam di genapkan menjadi seratus tahun dan usia Adam digenapkan menjadi seribu tahun).
Adapun petunjuk pengetahuan Nabi-nabi tentang Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam disebutkan dalam Firman Allah ta’ala:
((Ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi, “Manakala Aku memberikan kitab dan hikmah kepadamu, lalu datang kepada kamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada pada kamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.” Allah berfirman, “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian dengan-Ku atas yang demikian itu?” Mereka menjawab, “Kami mengakui.” Allah berfirman, “Kalau begitu, bersaksilah kamu (para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu.”),QS. Ali Imran :81.
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan: “Ali bin Abi Thalib dan sepupunya Abdullah bin Abbas, radhiyallahu ‘anhuma: Allah tidak mengutus seorang Nabi pun dari para Nabi kecuali Dia mengambil perjanjian, seandainya saja ketika Dia mengutus Muhammad dan dia (Nabi tersebut) masih hidup, niscaya akan beriman kepadanya dan menjadi penolongnya.
Kemudian mengatakan: “Rasulullah Muhammad adalah penutup para Nabi semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepadanya sampai hari kiamat, dia adalah imam besar yang seandainya ada dalam setiap masa maka wajib taat kepadanya, dia adalah pemuka diantara keseluruhan para Nabi, karena itulah dia menjadi imam mereka pada malam isra’ ketika mereka berkumpul di baitil maqdis, dia adalah pemberi syafaat pada hari dimana manusia dikumpulkan di padang masyhar menunggu keputusan penghakiman Tuhan, itu adalah tempat yang terpuji yang tidak layak untuk selain dirinya, dari tempatnya keluar ulul azmi dari para Nabi dan rasul hingga berakhirnya giliran, dialah yang mendapatkan kekhususan tersebut. Akhir kutipan.
Adapun pengetahuan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tentang semua Nabi, Allah ta’ala berfirman:
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلا مِنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ
(Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus rasul-rasul sebelum engkau (Nabi Muhammad). Di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.),QS. Ghafir :78.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “artinya, sebagian dari mereka kami ceritakan kepadamu kisah mereka dan kaumnya, bagaimana mereka (kaumnya) mendustakan para Nabi, dan pada akhirnya para Rasul mendaptkan pertolongan Allah;
وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ
(dan ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.),
dan mereka jumlahnya lebih berlipat ganda dari jumlah yang disebutkan”, akhir kutipan.
Akan tetapi bisa dikatakan: sesungguhnya Allah telah mengumpukan mereka untuknya (Muhammad) pada malam isra’, dan dia menjadi imam shalat mereka, sebagaimana disebutkan dalam sahihaini bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Dan kamu melihatku di antara sekelompok nabi, semoga shalawat Allah beserta mereka, ketika Musa Shallallahu ‘alaihi berdiri untuk shalat, dan Isa putra Maryam ‘alaihi salamberdiri untuk shalat, dan Ibrahim ‘alaihi salam sedang berdiri untuk shalat, maka waktu shalat telah tiba dan aku memimpin mereka dalam shalat”.
Dalam riwayat Ahmad (2324), dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma: (dan ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam masuk masjid al-Aqsa beliu berdiri shalat, dan ketika ia menoleh dia mendapati seluruh Nabi ikut shalat bersamanya) isnadnya dibenarkan oleh Ibnu Katsir di dalam tafsirnya (5/26) dan Ahmad Syakir dalam sanggahannya atas musnad. Al-Hafiz di dalam “al-fath” (7/209) dan lainnya mengutip perkataan qadhi ‘Iyad rahimahullah di dalam “as-syifa”: “bahwa Nabi Shallallahu ‘anhu wasallam shalat bersama semua Nabi di baitil maqdis” maka kemungkinan dia melihat dan mengenal mereka, walaupun sedikipun tentang sebagian kisah mereka tidak diceritakan.
Wallahu a’alam.