Tanda-tanda Kiamat yang Belum Muncul

Pertanyaan: 118597

Saya membaca di beberapa forum bahwa semua tanda-tanda kecil Hari Kiamat telah muncul. Mereka menulis bahwa tidak ada tanda-tanda kecil Hari Kiamatpun yang tersisa. Lalu seberapa benar kata-kata mereka ?

Ringkasan Jawaban

Tanda-tanda Kiamat yang belum tampak : 1. Jazirah Arab kembali menjadi kebun-kebun dan sungai-sungai; 2. Bulan terlihat membesar (Supermoon); 3. Binatang buas dan benda mati berbicara kepada manusia; 4. Surutnya sungai Efrat dan menyingkapkan gunung dari emas; 5. Bumi mengeluarkan harta terpendamnya; 6. Kaum Muslimin terkepung ke Madinah; 7. Munculnya raja Al-Jahjah; 8. Fitnah Ahlas, Dahma’ dan Duhaima’; 9. Munculnya Al-Mahdi.

Teks Jawaban

Pendahuluan Seputar Pembagian Tanda-tanda Hari Kiamat.

Sebagian ulama membagi tanda-tanda Hari Kiamat menjadi Kubra (Besar) dan Shughra (Kecil). Ulama lainnya membagi menjadi tiga bagian. Di antara Kubra dan Shughra ada tanda-tanda Hari Kiamat Wustha (Tengah). Mereka memberikan contoh Kiamat Shughra berupa munculnya Al-Mahdi.

Tanda-tanda Hari Kiamat yang Shughra bisa dibagi menjadi tiga bagian. Ada satu bagian yang sudah lewat (sudah terjadi), satu bagian lainnya masih terjadi berulang dan satu bagian lagi belum terjadi.

Kami berpendapat bahwa pembagian ini adalah jawaban dari saudara yang bertanya terhadap pembicaraan yang berulang-ulang bahwa tanda-tanda Hari Kiamat dan tanda-tanda Hari Kiamat yang Shughra semuanya telah berlalu.

Syaikh Umar Sulaiman Al-Asyqar Hafizhahullah telah menentukan hadits-hadits dari bagian-bagian ini dalam bukunya yang berharga, Al-Qiyamah As-Shughra. Kami akan mencoba merangkum bagian-bagian di luar pertanyaan tersebut, dan memperluas diskusi mengenai subyek pertanyaan tersebut.

Syaikh Umar Sulaiman Al-Asyqar Hafizhahullah mengatakan, “Tanda-tanda kecil itu dapat dibedakan menjadi dua bagian, ada yang sudah terjadi, dan ada pula yang belum terjadi. Apa yang sudah terjadi itu mungkin sudah berlalu dan selesai, dan kemunculannya mungkin tidak hanya sekali, melainkan tampak sedikit demi sedikit. Tanda-tanda tersebut terjadi bisa saja terulang kembali, dan bisa jadi lebih sering terjadi di masa depan daripada yang terjadi di masa lalu.

Oleh karena itu, kita akan membahas tanda-tanda Kiamat dalam empat bab :

Pertama, tanda-tanda kecil yang sudah terjadi dan berlalu.

Kedua, tanda-tanda kecil yang sudah terjadi, masih berlangsung, dan mungkin terjadi berulang kali.

Ketiga, tanda-tanda kecil yang belum terjadi.

Keempat, tanda-tanda utama.

Tanda-tanda Hari Kiamat yang Terjadi

Yang kami maksud dengan tanda-tanda itu adalah tanda-tanda yang telah terjadi dan berlalu, tidak akan terjadi lagi. Jumlahnya banyak. Kami akan menyebutkan beberapa di antaranya :

  1. Diutusnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan wafatnya beliau.
  2. Terbelahnya bulan.
  3. Api dari Hijaz yang membakar leher unta di Busra, sebuah kota di Syam.
  4. Berhentinya jizyah dan pajak.

Tanda-tanda yang Sudah Terjadi, Masih Berlangsung, Atau Sudah Terjadi Sekali dan Mungkin Terjadi Berulang Kali.

  1. Terjadinya penaklukkan dan peperangan.

Persia dan Romawi telah ditaklukkan. Kekuasaan Kisra dan Kaisar telah hilang. Umat Islam telah menginvasi India dan menaklukkan Konstantinopel. Di masa depan, umat Islam akan memiliki kekuasaan besar yang di dalamnya Islam akan menyebar dan kemusyrikan akan terhina. Romawi telah ditaklukkan menurut hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang mengatakan,

لَيَبْلُغَنَّ هَذَا الْأَمْرُ مَا بَلَغَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، وَلَا يَتْرُكُ اللَّهُ بَيْتَ مَدَرٍ وَلَا وَبَرٍ إِلَّا أَدْخَلَهُ اللَّهُ هَذَا الدِّينَ، بِعِزِّ عَزِيزٍ، أَوْ بِذُلِّ ذَلِيلٍ، عِزًّا يُعِزُّ اللَّهُ بِهِ الْإِسْلَامَ، وَذُلًّا يُذِلُّ اللَّهُ بِهِ الْكُفْرَ  – رواه أحمد ( 28 / 154 ) وصححه محققو المسند - .

“Agama Islam ini akan menjangkau semua lokasi yang terjangkau oleh siang dan malam, dan tidaklah Allah membiarkan satu rumah pun di kota maupun desa atau pelosok, kecuali Allah memasukkan agama ini dengan kemuliaan yang menjadikan mulia atau dengan kehinaan yang menjadikan hina. Dengan kemuliaan Allah memuliakan Islam dan dengan kehinaan Allah menghinakan kekufuran.” (HR. Ahmad, 28/154 dan dinilai shahih oleh para pentahqiq Musnad).

  1. Terjadinya peperangan antara Turki dan Tartar.
  2. Urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya.
  3. Rusaknya akhlak kaum Muslimin.
  4. Budak perempuan melahirkan tuannya. Orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin papa) serta pengembala kambing saling berlomba-lomba dalam mendirikan bangunan yang tinggi.
  5. Bangsa-bangsa menyerukan perlawanan terhadap umat Islam.
  6. Terjadi gerhana, fitnah, dan penyimpangan yang dengannya Allah menghukum suatu kaum dari kalangan umat Islam ini.
  7. Harta berlimpah.
  8. Memberi salam kepada orang-orang tertentu, menjamurnya perniagaan, memutuskan ikatan keluarga.
  9. Ketidakseimbangan timbangan.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberitahukan kepada kita bahwa standar penilaian manusia telah menyimpang sebelum Hari Kiamat tiba. Pernyataan bohong diterima dan dibenarkan. Berita dari orang yang jujur ditolak. Orang yang berkhianat diberi kepercayaan terhadap harta dan kehormatan. Orang-orang yang dapat dipercaya dikhianati dan dituduh. Orang-orang yang sembrono berbicara tentang masalah-masalah yang menyangkut masyarakat umum, sehingga mereka tidak didahulukan kecuali pendapat-pendapat yang kasar, dan mereka hanya membimbing pada hal-hal yang sesat. Imam Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim meriwayatkan,

عن أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ، وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ ، قِيلَ: وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ؟ قَالَ: الرَّجُلُ التَّافِهُ يتكلم فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ  – رواه ابن ماجه ( 4036 ) وصححه الألباني في "صحيح ابن ماجه"-.

Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur dikhianati, dan Ar-Ruwaibidhah turut bicara.’ Lalu beliau ditanya, ‘Apakah Ar-Ruwaibidhah itu?’ Beliau menjawab, ‘Orang-orang bodoh yang mengurusi urusan umum.’” (HR Ibnu Majah, no. 4036 dan dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah).

  1. Aparat keamanan (polisi) di akhir zaman yang mencambuki manusia.

Tanda-tanda Hari Kiamat yang Belum Muncul.

  1. Jazirah Arab kembali menjadi kebun-kebun dan sungai-sungai.

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:  لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَكْثُرَ الْمَالُ وَيَفِيضَ حَتَّى يَخْرُجَ الرَّجُلُ بِزَكَاةِ مَالِهِ، فَلَا يَجِدُ أَحَدًا يَقْبَلُهَا مِنْهُ وَحَتَّى تَعُودَ أَرْضُ الْعَرَبِ مُرُوجًا وَأَنْهَارًا رواه مسلم ( 157 ).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Tidak akan terjadi Hari Kiamat hingga harta yang ada pada kalian melimpah ruah, hingga seseorang pergi ke mana-mana sambil membawa zakat hartanya tetapi dia tidak mendapatkan seorang pun yang bersedia menerima zakatnya. Dan sehingga tanah Arab menjadi subur-makmur (hijau) kembali dengan padang-padang rumput dan sungai-sungai.” (HR. Muslim) (157).

Kembalinya Jazirah Arab menjadi kebun-kebun dan sungai-sungai terkadang disebabkan oleh penduduknya yang menggali sumur, menanami tanahnya dan lain sebagainya seperti yang terjadi di zaman kita ini, terkadang juga disebabkan perubahan cuaca, sehingga cuacanya berubah dari panas menjadi sedang dan Allah memancarkan sungai dan mata air yang menyebabkan ketandusannya menjadi subur serta mengubah dataran tandusnya menjadi dataran hijau subur. Inilah yang paling jelas, karena menceritakan situasi di mana jazirah itu kembali seperti semula.

  1. Bulan terlihat membesar (Supermoon).

Di antara tanda dekatnya Hari Kiamat adalah bulan terlihat besar pada waktu malam pertama munculnya, hingga dikatakan sebagai bulan malam kedua atau malam ketiga (karena terlihat lebih besar).

فعن ابن مسعود رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:  مِن اقْتِرابِ السَّاعَةِ انتِفَاخُ الأهِلَّةِ  – رواه الطبراني في " الكبير " ( 10 / 198 )، وصححه الألباني في " صحيح الجامع " ( 5898 ) .

Diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Di antara tanda dekatnya kiamat adalah membesarnya hilal bulan (awal bulan hijriyah).’” (HR. At-Thabrani dalam Al-Kabir 10/198, dan dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 5898).

وعن أنس رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:  مِنَ اقْتِرَابِ السَّاعَةِ أَنْ يُرَى الْهِلاَلُ قَبَلاً فَيُقَالُ: لِلَيْلَتَيْنِ، وَأَنْ تُتخذَ المَسَاجِدُ طُرُقاً   - رواه الطبراني في " الأوسط " ( 9 / 147 ) وحسَّنه الألباني في " صحيح الجامع " ( 5899 ) .

Dan diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Diantara tanda dekatnya hari kiamat bulan terlihat lebih awal hingga dikatakan itu untuk dua malam dan masjid masjid dijadikan jalanan.’” (HR. At-Thabrani dalam Al-Ausath 9/147 dan dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’, no. 5899).

  1. Binatang buas dan benda mati berbicara kepada manusia.

Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya,

عن أبي سعيد الخدري، قال: عَدَا الذِّئْبُ عَلَى شَاةٍ فَأَخَذَهَا فَطَلَبَهُ الرَّاعِي فَانْتَزَعَهَا مِنْهُ فَأَقْعَى الذِّئْبُ عَلَى ذَنَبِهِ، قَالَ:: أَلَا تَتَّقِي اللَّهَ تَنْزِعُ مِنِّي رِزْقًا سَاقَهُ اللَّهُ إِلَيَّ فَقَالَ يَا عَجَبِي ذِئْبٌ مُقْعٍ عَلَى ذَنَبِهِ يُكَلِّمُنِي كَلَامَ الْإِنْسِ فَقَالَ الذِّئْبُ أَلَا أُخْبِرُكَ بِأَعْجَبَ مِنْ ذَلِكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَثْرِبَ يُخْبِرُ النَّاسَ بِأَنْبَاءِ مَا قَدْ سَبَقَ قَالَ فَأَقْبَلَ الرَّاعِي يَسُوقُ غَنَمَهُ حَتَّى دَخَلَ الْمَدِينَةَ فَزَوَاهَا إِلَى زَاوِيَةٍ مِنْ زَوَايَاهَا ثُمَّ أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ فَأَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنُودِيَ الصَّلَاةُ جَامِعَةٌ ثُمَّ خَرَجَ فَقَالَ لِلرَّاعِي: ( أَخْبِرْهُمْ )، فَأَخْبَرَهُمْ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: صَدَقَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُكَلِّمَ السِّبَاعُ الْإِنْسَ وَيُكَلِّمَ الرَّجُلَ عَذَبَةُ سَوْطِهِ وَشِرَاكُ نَعْلِهِ وَيُخْبِرَهُ فَخِذُهُ بِمَا أَحْدَثَ أَهْلُهُ بَعْدَهُ   رواه أحمد ( 18 / 315 ) وصححه محققو المسند .

Dari Abu Sa'id Al-Khudri, ia berkata, “Seekor serigala mengambil seekor domba, maka penggembala domba tersebut kemudian mencari dan merebutnya kembali, sehingga serigala tersebut terduduk di atas ekornya seraya berkata, ‘Tidakkah kamu takut kepada Allah, karena kamu telah merebut rezeki yang telah Allah berikan kepadaku?’ Maka penggembala tersebut berkata, ‘Betapa anehnya, seekor serigala yang duduk di atas ekornya dapat berbicara kepadaku layaknya manusia!’ Kemudian serigala tersebut berkata lagi, ‘Maukah aku beritahukan kepadamu sesuatu yang lebih menakjubkan dari itu semua? Sesungguhnya Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang berada di Yatsrib sedang mengabarkan kepada manusia tentang kabar-kabar yang telah berlalu.’ Abu Sa'id berkata, “Kemudian penggembala tersebut segera menggiring domba-dombanya hingga sampai di Madinah. Lalu dia menelusuri sudut-sudut kota Madinah, kemudian ia menemui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam seraya memberitahukan kejadian tersebut kepadanya. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan seseorang untuk mengumandangkan, ‘As-shalaatu Jami’ah.’ Maka orang-orang pun berkumpul, lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan penggembala tersebut untuk memberitahukan kepada mereka apa yang telah ia alami. Ia pun mengabarkan kepada mereka kejadian yang ia alami, setelah itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Kiamat belum akan terjadi hingga binatang buas dapat berbicara kepada manusia, pecut serta tali sandal seseorang dapat berbicara kepada pemiliknya, dan pahanya dapat memberitahukannya apa yang telah diperbuat istrinya ketika ia tidak ada di rumah.’” (HR. Ahmad, 18/315 dan dinilai shahih oleh para pentahqiq Musnad).

  1. Surutnya sungai Efrat dan menyingkapkan gunung dari emas.

Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya,

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: يُوشِكُ الْفُرَاتُ أَنْ يَحْسِرَ عَنْ كَنْزٍ مِنْ ذَهَبٍ فَمَنْ حَضَرَهُ فَلَا يَأْخُذْ مِنْهُ شَيْئًا ، وفي رواية:  يَحْسِرُ عَنْ جَبَلٍ مِنْ ذَهَبٍ.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Hampir saja Eufrat mengumpulkan harta simpanan dari emas, barangsiapa menghadirinya, jangan mengambil apa pun.’ Dalam satu riwayat disebutkan, ‘Sungai Eufrat mengering dan menyingkapkan gunung emas.’”

Dalam riwayat Muslim disebutkan,

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَحْسِرَ الْفُرَاتُ عَنْ جَبَلٍ مِنْ ذَهَبٍ يَقْتَتِلُ النَّاسُ عَلَيْهِ فَيُقْتَلُ مِنْ كُلِّ مِائَةٍ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَيَقُولُ كُلُّ رَجُلٍ مِنْهُمْ لَعَلِّي أَكُونُ أَنَا الَّذِي أَنْجُو .

“Hari kiamat tak akan terjadi sebelum Sungai Eufrat mengering dan menyingkapkan gunung emas sehingga manusia saling membunuh (berperang) untuk mendapatkannya. Maka terbunuhlah 99 dari 100 orang yang berperang dan setiap orang dari mereka berkata, ‘Semoga akulah satu-satunya orang yang selamat.”

Muslim juga meriwayatkan,

عن أبي بن كعب بلفظ:  يُوشِكُ الْفُرَاتُ أَنْ يَحْسِرَ عَنْ جَبَلٍ مِنْ ذَهَبٍ فَإِذَا سَمِعَ بِهِ النَّاسُ سَارُوا إِلَيْهِ فَيَقُولُ مَنْ عِنْدَهُ لَئِنْ تَرَكْنَا النَّاسَ يَأْخُذُونَ مِنْهُ لَيُذْهَبَنَّ بِهِ كُلِّهِ قَالَ فَيَقْتَتِلُونَ عَلَيْهِ فَيُقْتَلُ مِنْ كُلِّ مِائَةٍ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ  .

Diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab dengan redaksi, "Hampir saja Sungai Eufrat mengumpulkan harta simpanan dari emas. Saat mendengarnya, orang-orang menghampirinya lalu orang yang didekatnya berkata, ‘apabila kita biarkan orang-orang mengambilnya, mereka akan menghabiskan semuanya.’ Beliau bersabda, "Mereka berperang karenanya, dari setiap seratus orang, sembilanpuluh sembilannya terbunuh."

Yang dimaksud dengan surutnya adalah tersingkap karena hilangnya airnya, sebagaimana dikatakan oleh An-Nawawi, dan mungkin karena adanya pergeseran alirannya. Harta atau gunung ini terkubur dalam tanah dan tidak diketahui. Jadi, jika aliran sungai berubah karena suatu alasan dan melewati dekat gunung ini, maka akan menyingkapnya. Wallahu A’lam bis Shawab.

Alasan mengapa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang orang-orang yang menghadirinya untuk mengambil darinya karena akan terjadi fitnah, perkelahian, dan pertumpahan darah yang diakibatkan dari pengambilan tersebut.

  1. Bumi mengeluarkan harta terpendamnya.

Muslim meriwayatkan daalam Shahihnya,

عن أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:  تَقِيءُ الْأَرْضُ أَفْلَاذَ كَبِدِهَا أَمْثَالَ الْأُسْطُوَانِ مِنْ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ، فَيَجِيءُ الْقَاتِلُ فَيَقُولُ فِي هَذَا قَتَلْتُ وَيَجِيءُ الْقَاطِعُ، فَيَقُولُ فِي هَذَا قَطَعْتُ رَحِمِي، وَيَجِيءُ السَّارِقُ، فَيَقُولُ فِي هَذَا قُطِعَتْ يَدِي ثُمَّ يَدَعُونَهُ فَلَا يَأْخُذُونَ مِنْهُ شَيْئًا .

Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Kelak bumi akan mengeluarkan semua isi perutnya semisal tiang dari emas dan perak lalu akan datang seorang pembunuh seraya berkata, ‘Karena benda inilah aku membunuh.’ Lalu datang pula orang yang memutuskan tali silaturrahmi seraya berkata, ‘Karena benda inilah aku memutuskan tali silaturrahmi.' Lalu datang pula seorang pencuri seraya berkata, ‘Karena benda inilah tanganku dipotong.' Kemudian mereka semua meninggalkannya begitu saja dan tidak mengambilnya sedikitpun.’”

Ini adalah salah satu tanda-tanda Allah. Dia Yang Maha Benar (Al-Haq) memerintahkan bumi untuk mengeluarkan harta yang terpendam di dalamnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menamakan kekayaan yang terpendam itu dengan Afladz Al-Kabid. Asal kata Al-Faladz berarti sepotong hati unta. Yang lain mengatakan bahwa artinya adalah sepotong daging. Hadits memberikan perumpamaan, yaitu bumi mengeluarkan potongan-potongan yang dikandungnya. Al-Usthuwan merupakan jamak dari Usthuwanah maknanya adalah tiang. Nabi mengumpamakan potongan-potongan itu dengan tiang karena besarnya dan jumlahnya yang banyak.

Ketika manusia melihat berlimpahnya emas dan perak, mereka menjauhinya, dan merasa sakit hati, karena mereka melakukan dosa dan maksiat demi mendapatkan tawaran sepele itu.

  1. Kaum Muslimin terkepung ke Madinah.

Salah satu tanda-tanda Hari Kiamat adalah kaum Muslimin akan dikalahkan, bayang-bayang mereka akan surut, dan musuh-musuh mereka akan mengepung mereka di Madinah Al-Munawwarah.

عن ابن عمر رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: يُوشِكُ الْمُسْلِمُونَ أَنْ يُحَاصَرُوا إِلَى الْمَدِينَةِ حَتَّى يَكُونَ أَبْعَدَ مَسَالِحِهِمْ سَلَاحِ   – رواه أبو داود ( 4250 ) وصححه الألباني في " صحيح أبي داود " - .

Diriwayatkan dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Hampir saja, kaum Muslimin terkepung sampai mereka bertahan di Madinah hingga Masalih mereka (tempat bertahan mereka) adalah Salah.’” (HR. Abu Daud, no. 4250 dan dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Abu Daud).

Al-Masalih adalah bentuk jamak dari Maslahah yaitu tempat bertahan. Maksudnya adalah tempat yang paling jauh dari rasa takut terhadap musuh adalah Salah. Dan Salah adalah tempat yang dekat dengan Khaibar.

  1. Munculnya raja Al-Jahjah.

Al-Jahjah adalah seorang pria dari Qahthan yang akan menjadi raja. Dia sangat kuat dan keras. Dalam Shahihain disebutkan,

عن أبي هريرة، عن النبي صلى الله عليه وسلم:  لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَخْرُجَ رَجُلٌ مِنْ قَحْطَانَ يَسُوقُ النَّاسَ بِعَصَاهُ رواه البخاري ( 3329 ) ومسلم ( 2910 ) .

Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda, “Tidak akan terjadi Hari Kiamat hingga muncul seorang laki-laki dari suku Qahthan menggiring manusia dengan tongkatnya.” (HR. Al-Bukhari, no. 3329 dan Muslim, no. 2910).

Dalam satu riwayat Muslim, no. 2911 disebutkan,

لاَ تَذْهَبُ الأَيَّامُ وَاللَّيَالِى حَتَّى يَمْلِكَ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ " الْجَهْجَاهُ " .

'Siang dan malam tidak akan lenyap sebelum seseorang yang bernama Al-Jahjah menjadi penguasa."

Boleh jadi inilah yang terdapat pada riwayat terakhir selain riwayat pertama, sebagaimana telah diriwayatkan dalam Sunan At-Tirmidzi dari Abu Hurairah bahwasanya Al-Jahjah ini adalah salah satu orang dari kalangan budak. Dalam Sunan At-Tirmidzi, no. 2228 disebutkan,

عن أبي هريرة عن رسول الله صلى الله عليه وسلم:  لَا يَذْهَبُ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ حَتَّى يَمْلِكَ رَجُلٌ مِنْ الْمَوَالِي يُقَالُ لَهُ " جَهْجَاهُ "   .

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda, “Malam dan siang tidak akan lenyap sampai seseorang dari kalangan budak bernama Al-Jahjah berkuasa.”

Yang dimaksud dengan dia menggiring orang-orang dengan tongkatnya adalah dia mengalahkan orang-orang, mereka tunduk padanya dan mematuhinya. Ungkapan “menggiring orang-orang dengan tongkat” menunjukkan kekerasan dan ketegasannya. Asal-usul kata Al-Jahjah adalah As-Shayyah (orang yang menyiksa), memang merupakan sifat yang sesuai dengan simbol tongkat, seperti yang dikatakan oleh Ibnu Hajar. Apakah orang ini mengarahkan orang kepada kebaikan atau keburukan? Kami tidak memiliki penjelasan dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang hal itu.

  1. Fitnah Ahlas, Dahma’ dan Duhaima’.

عن عبدِ الله بنِ عُمَر قالَ: كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُعُودًا فَذَكَرَ الْفِتَنَ فَأَكْثَرَ ذِكْرَهَا حَتَّى ذَكَرَ فِتْنَةَ الْأَحْلَاسِ، فَقَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا فِتْنَةُ الْأَحْلَاسِ؟ قَالَ:  هِيَ فِتْنَةُ هَرَبٍ وَحَرَبٍ، ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ، دَخَلُهَا - أَوْ: دَخَنُهَا - مِنْ تَحْتِ قَدَمَيْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّي وَلَيْسَ مِنِّي إِنَّمَا وَلِيِّيَ الْمُتَّقُونَ ثُمَّ يَصْطَلِحُ النَّاسُ عَلَى رَجُلٍ كَوَرِكٍ عَلَى ضِلَعٍ، ثُمَّ فِتْنَةُ الدُّهَيْمَاءِ لَا تَدَعُ أَحَدًا مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ إِلَّا لَطَمَتْهُ لَطْمَةً فَإِذَا قِيلَ انْقَطَعَتْ تَمَادَتْ يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا حَتَّى يَصِيرَ النَّاسُ إِلَى فُسْطَاطَيْنِ فُسْطَاطُ إِيمَانٍ لَا نِفَاقَ فِيهِ وَفُسْطَاطُ نِفَاقٍ لَا إِيمَانَ فِيهِ إِذَا كَانَ ذَاكُمْ فَانْتَظِرُوا الدَّجَّالَ مِنْ الْيَوْمِ أَوْ غَدٍ   – رواه أبو داود ( 4242 ) وأحمد ( 10 / 309 ) – واللفظ له -، وصححه الألباني في " صحيح أبي داود "-

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, ia berkata, “Kami pernah duduk di sisi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, lalu beliau menyebut-nyebut fitnah dan menuturkannya dengan panjang lebar sampai beliau menyebutkan fitnah Al-Ahlas. Seseorang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa fitnah Al-Ahlas itu?’ Beliau menjawab, ‘Ia adalah fitnah pelarian dan fitnah peperangan. Kemudian fitnah Sarra’ yang kerusakannya muncul dari bawah kedua kaki seorang lelaki dari Ahli Baitku. Dia mengira bahwa dia termasuk golonganku padahal dia bukan dari golonganku, karena waliku hanyalah orang-orang yang bertakwa. Kemudian manusia bersepakat mengikuti seorang laki-laki sebagaimana (bersatunya) pangkal paha. Kemudian fitnah Duhaima’ tidak meninggalkan seorang pun dari umat ini, kecuali akan menimpanya. Kalaulah ada berita fitnah itu terhenti, justru kenyataan semakin melebar, yang saat itu seseorang pada pagi harinya dalam keadaan Mukmin, kemudian sore harinya dalam keadaan kafir, sehingga manusia berakhir dengan dua golongan. Yaitu golongan iman yang sama sekali tidak menyimpan kemunafikan, dan golongan munafik yang sama sekali tidak mempunyai keimanan. Jika kondisinya sudah seperti itu, maka tungguhlah Dajjal semenjak hari ini atau esok harinya.’” (HR. Abu Daudm no. 4242, Ahmad 10/309 dan redaksi hadits adalah redaksi Ahmad, serta dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Abu Daud).

Al-Ahlas bentuk plural dari kata Hilsun, yaitu alas pelana atau kain di punggung unta yang berada di bawah pelana. Fitnah ini diserupakan dengan alas pelana karena ada persamaan dari sisi terus menerus menempel/terjadi pada manusia ketika fitnah itu menimpa mereka, sebagaimana Hilsun itu menempel di punggung unta. Al-Khathabi mengatakan, “Ada kemungkinan fitnah ini diibaratkan dengan musibah karena hitam warnanya dan kegelapannya.

Kata Harab dengan fathah pada huruf Ra'nya maknanya adalah hilangnya harta dan keluarga. Jika ada yang mengatakan Hariba ar-rajulu fa huwa haribun maka maknanya si Fulan lenyap harta dan keluarganya.

Sedangkan As-Sarra' maknanya adalah nikmat yang membuat manusia bahagia disebabkan harta yang melimpah dan kesehatan yang baik. Ia dikaitkan dengan fitnah karena nikmat itu salah satu penyebab dari fitnah. Manusia akan melakukan dosa dan kemaksiatan disebabkan karena kebaikan (harta)nya yang melimpah.

Sabda beliau Ka warakin 'ala dhil'in (seperti pinggul di tulang rusuk) adalah perumpamaan bagi urusan yang tidak akan lurus dan tetap, karena pinggul tidak tersusun atas tulang rusuk, dan tidak akan lurus (rapi) bersama dengan tulang rusuk.

Sedangkan Duhaima' adalah bencana yang menghantam manusia dengan keburukannya.

  1. Munculnya Al-Mahdi.

Dalam hadits-hadits shahih ditetapkan bahwasannya pada akhir zaman Allah Tabaraka wa Ta'ala akan mengutus seorang khalifah yang menjadi pemimpin yang adil, yang akan mengurusi urusan umat Islam dari kalangan Ahli Bait Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam dari keturunan Fathimah. Namanya bertepatan dengan nama Rasul Shalallahu 'Alaihi wa Sallam. Nama ayahnya sama dengan nama ayah Rasul Shalallahu 'Alaihi wa Sallam. Hadits-hadits menggambarkan bahwa dahinya lebar, hidungnya mancung, memenuhi bumi dengan keadilan, setelah sebelumnya penuh dengan keburukan dan kezaliman. Salah satu hadits yang menjelaskan hal ini adalah :

عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لَا تَذْهَبُ الدُّنْيَا حَتَّى يَمْلِكَ الْعَرَبَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي رواه الترمذي ( 2230 ) وأبو داود،

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu, dia berkata, "Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, 'Dunia tidak akan musnah hingga orang Arab dipimpin oleh seorang lelaki dari kalangan Ahli Baitku yang namanya mirip dengan namaku.'" (HR. At-Tirmidzi, no. 2230 dan Abu Daud).

Dalam riwayat Abu Daud, no. 4282, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ يَوْمٌ لَطَوَّلَ اللَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ حَتَّى يَبْعَثَ فِيهِ رَجُلاً مِنِّى - أَوْ: مِنْ أَهْلِ بَيْتِى - يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِى وَاسْمُ أَبِيهِ اسْمَ أَبِى يَمْلأُ الأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَجَوْرًا  .

"Tidak akan tersisa dunia, kecuali satu hari saja, pasti Allah akan memanjangkan hari itu, hingga Dia mengutus seorang lelaki dari golonganku (atau dari Ahli Baitku), namanya mirip dengan namaku dan nama ayahnya mirip nama ayahku. Dia akan memenuhi bumi dengan keadilan, sebagaimana sebelumnya bumi penuh dengan kezaliman dan keburukan."

(Al-Qiyamah As-Shughra, hal. 137-206 dengan sedikit ringkasan dan penyuntingan).

Dengan demikian terlihat jelas bahwa ada sembilan tanda-tanda Kiamat Kecil (Shugra) yang belum muncul. Jelas pula bahwa yang ucapan diulang-ulang oleh banyak orang bahwa semua tanda-tanda Kiamat Kecil telah muncul dan hanya Al-Mahdi yang belum muncul merupakan pernyataan yang tidak benar.

Wallahu A'lam.

Rujukan

Refrensi

Soal Jawab Tentang Islam

at email

Buletin

Daftarkan email Anda untuk menerima buletin dari situs Tanya Jawab Tentang islam

phone

Aplikasi Tanya Jawab Tentang Islam

Akses lebih cepat ke konten dan kemampuan menjelajah tanpa internet

download iosdownload android