Ada dua cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan, yaitu :
Pertama, mendapatkannya dari kitab-kitab tepercaya, yang ditulis oleh para ulama yang dikenal ilmunya, amanah dan akidahnya bersih unsur dari bid'ah dan khurafat.
Dan dengan mengambil pengetahuan dari buku, seseorang harus mencapai tujuan tertentu. Namun dalam hal ini ada dua kendala, yakni :
Kendala pertama, lama. Seseorang memerlukan waktu yang lama, penderitaan yang besar, dan usaha yang ekstra hingga ia mencapai ilmu yang diinginkannya. Ini adalah kendala yang mungkin tidak dapat diatasi oleh banyak orang, terutama ketika ia melihat orang di sekitarnya menyia-nyiakan waktu mereka tanpa manfaat. Kemalasan menguasainya, ia menjadi lelah dan bosan, lalu ia tidak mencapai apa yang diinginkannya.
Kendala kedua, orang yang mengambil ilmu dari isi buku seringkali lemah dan tidak berlandaskan pada kaidah atau prinsip. Itulah sebabnya banyak kita temukan kesalahan dari orang yang mengambil ilmu dari isi buku. Karena tidak memiliki kaidah dan prinsip yang dapat dijadikan landasan dan dasar untuk membangun Juz’iyyat (istilah yang merujuk pada sesuatu yang bersifat parsial, spesifik, atau bagian dari suatu keseluruhan) dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Maka kita dapati sebagian orang menemukan suatu hadits yang tidak disebutkan dalam kitab-kitab hadits Shahih dan Musnad yang dijadikan sandaran.
Jalan ini bertolak belakang dengan apa yang terkandung dalam asas-asas yang diterima oleh kaum berilmu, bahkan oleh bangsa (umat). Kemudian dia mengambil hadits ini dan membangun akidahnya atasnya. Tidak diragukan lagi bahwasanya ini merupakan kesalahan. Karena Al-Qur’an dan Sunnah memiliki prinsip-prinsip yang menjadi pusat/poros dari Juz’iyyat. Maka Juz’iyyat tersebut harus ditelusuri kembali ke prinsip-prinsipnya. Jika dalam Juz’iyyat tersebut ditemukan sesuatu yang bertentangan dengan prinsip-prinsip tersebut yang tidak dapat diselaraskan, maka kita tinggalkan Juz’iyyat tersebut.
Kedua, salah satu cara memperoleh ilmu pengetahuan adalah dengan memperolehnya dari seorang guru yang tepercaya ilmu dan agamanya. Ini adalah cara tercepat dan paling akurat untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Karena jalan yang pertama itu bisa saja menyesatkan murid tanpa ia sadari, bisa karena pemahamannya yang kurang, keterbatasan ilmunya, atau sebab lainnya. Cara kedua melibatkan diskusi dan take and give dengan guru, sehingga membuka banyak pintu bagi murid dalam pemahaman, penelitian, dan cara mempertahankan pendapat yang benar dan membantah perkataan yang lemah. Jika murid menggabungkan kedua cara itu, itu akan lebih lengkap dan sempurna. Hendaknya murid memulai dengan yang terpenting dahulu, kemudian yang terpenting lagi, dan dengan rangkuman ilmu-ilmu pengetahuan sebelum ke rangkuman ilmu-ilmu yang panjang, sehingga ia dapat maju dari satu jenjang ke jenjang yang lain. Ia tidak akan naik ke suatu tingkat sebelum ia mampu menguasai tingkat sebelumnya, sehingga pendakiannya akan kokoh.