Sabtu 11 Syawal 1445 - 20 April 2024
Indonesian

Apa Boleh Dikatakan: “Sebelum Ada Agama, Allah Sudah Menciptakan Manusia” ?

Pertanyaan

Seseorang telah menuliskan kalimat ini: “Sebelum adanya agama, Allah sudah menciptakan manusia”, dan meminta untuk membantah tulisan tersebut dengan bukti-bukti untuk menafikannya, sejauh mana kebenaran ucapan tersebut ?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Ungkapan di atas adalah batil, penjelasan kebatilannya adalah sebagai berikut:

  1. Sungguh Allah telah menciptakan setiap manusia dalam kondisi fitrah, yaitu beriman kepada Penciptanya dan berserah diri kepada-Nya, Allah –Ta’ala- berfirman:

  فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لاَ تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ القَيِّمُ

الروم/ 30 .

“(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus”. (QS. Ar Rum: 30)

Allah –Ta’ala- juga telah berfirman di dalam hadits qudsi:

  إِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمْ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ (أي أخرجتهم عن دينهم) وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا أَحْلَلْتُ لَهُمْ وَأَمَرَتْهُمْ أَنْ يُشْرِكُوا بِي مَا لَمْ أُنْزِلْ بِهِ سُلْطَانًا

رواه مسلم (2865) .

“Sungguh Aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku dalam kondisi lurus, dan sungguh mereka telah didatangi oleh syetan lalu memalingkan mereka dari agama mereka –maksudnya mengeluarkan mereka dari agama mereka, dan (syetan tersebut) telah mengharamkan kepada mereka apa yang telah Aku halalkan bagi mereka, dan menyuruh mereka untuk mensekutukan-Ku dengan apa yang tidak pernah Aku turunkan kuasa tentang hal itu”. (HR. Muslim: 2865)

Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-:

 كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ

رواه البخاري (1296) ، ومسلم (4803)

“Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci)”. (HR. Bukhori: 1296 dan Muslim: 4803)

Dan di dalam riwayat Muslim (4805):

  مَا مِنْ مَوْلُودٍ يُولَدُ إِلَّا عَلَى هَذِهِ الْمِلَّةِ

“Tidaklah setiap bayi yang dilahirkan kecuali berada dalam agama ini”.

Maka setiap manusia yang telah diciptakan oleh Allah, sesungguhnya Dia telah menciptakannya dalam keadaan muslim, sampai kedua orang tuanya yang akan mempengaruhinya, atau manusia tersebut berubah menjadi baligh dan memilih sendiri agamanya.

  1. Bahwa Islam adalah agama Allah yang hak sudah ada sebelum penciptaan manusia, karena malaikat diciptakan sebelum penciptaan manusia, dan mereka tersebut adalah muslim; karena hakikat Islam adalah tunduk dan terikat dengan Allah –Ta’ala- disertai rasa cinta dan pengagungan, Allah –Ta’ala- telah berfirman:

 وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

البقرة/30 .

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (QS. Al Baqarah: 30)

Allah –Ta’ala- berfirman:

  شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

آل عمران/18

“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Ali Imron: 18)

Allah juga berfirman:

 لَنْ يَسْتَنْكِفَ الْمَسِيحُ أَنْ يَكُونَ عَبْدًا لِلَّهِ وَلَا الْمَلَائِكَةُ الْمُقَرَّبُونَ

النساء/172

“Al Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah)”. (QS. An Nisa’: 172)

  1. Bahwa Adam -‘alaihis salam- sebagai bapaknya manusia, manusia pertama yang telah diciptakan oleh Allah, sungguh Allah telah menciptakannya dalam keadaan muslim dan bertauhid, berbicara kepadanya dan menjadikannya seorang Nabi, Allah tidak menciptakannya sebagai manusia tanpa agama lalu kemudian belajar agama, bahkan kemanusiaan berlanjut dari anak cucu Adam sampai masa Nabi Nuh –‘alaihima salam- berada di atas tauhid kepada Allah, taat, cinta, mengagungkan urusan-Nya, mereka tidak bersengketa dan tidak ada perbedaan pada mereka, sampai muncul perbedaan dan sengketa dan awal mula penyimpangan dari tauhid pada masa Nabi Nuh -‘alaihis salam-. Abdullah bin Abbas –radhiyallahu ‘anhuma- berkata:

“Bahwa jarak antara Nuh dan Adam 10 abad, semuanya berada di dalam syariat yang benar (dalam riwayat yang lain, semua mereka adalah muslim) lalu mereka berselisih, maka Allah mengutus para Nabi dengan memberikan kabar gembira dan peringatan”. (Tafsir At Thabari: 3/621 dan Tafsir Ibnu Katsir: 3/431)

  1. Bahwa ungkapan tersebut benar dari sisi semua agama kecuali Islam, karena semua agama tersebut (selain Islam) adalah baru yang dibuat oleh manusia, dialah yang memberikan urutan, menentukan ritualnya, hari-hari rayanya, dan lain sebagainya.

Adapun Islam dan tauhid, maka meng-Esakan Allah sudah terdahulu dari segala sesuatu,

  اللَّهُمَّ أَنْتَ الأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ ، وَأَنْتَ الآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ  

هكذا كان الرسول صلى الله عليه وسلم يثني على الله تعالى فيما رواه البخاري  4888  ، ومسلم  2713 

“Ya Allah, Engkau Yang Maha Terdahulu tidak ada sesuatu pun sebelum-Mu, dan Engkau Yang Maha Terakhir tidak ada sesuatupun setelah-Mu, (demikianlah Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- memuji Allah –Ta’ala-“. (HR. Bukhori: 4888 dan Muslim: 2713)

  1. Bahwa risalah Nabi ini turun untuk memberikan hidayah kepada manusia, mengajarkan kepada mereka tentang Tuhan mereka, kalau saja tidak ada risalah langit ini dan tidak banyak orang yang mengikutinya, maka adzab sudah turun kepada manusia, dan tidak akan ada lagi bentuknya dalam kehidupan ini, dan akan banyak kerusakan di muka bumi, langit dan bumi akan rusak dan semua yang ada di dalamnya, Allah –Ta’ala- berfirman:

  وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ

المؤمنون/ 71 .

“Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya”. (QS. Al Mukminun: 71)

Kalau bukan karena iman dan agama maka keberadaan hewan, benda mati, dan tumbuhan akan lebih mulia dari pada keberadaan manusia, manusia tanpa agama Islam adalah makhluk terburuk di muka bumi.

  1. Kemudian yang terakhir, apa yang diinginkan oleh orang yang mengucapkan kalimat tersebut, bahwa manusia sudah ada sebelum agama ?, hal itu tidak penting bagi kita mana yang lebih dulu ada ?!, yang penting bagi kita adalah apakah agama (Islam) telah menyuruhnya atau tidak ?

Apaah taat kepada para Nabi –‘alaihimus salam- termasuk yang diperintah Allah atau tidak ?

Apakah sekarang ada agama di muka bumi yang benar dan yang selainnya adalah batil  kecuali Islam, atau tidak ?

Apakah yang berpaling dari tauhid dan dari taat kepada Allah –Ta’ala- dan Islam semuanya akan masuk neraka dan kekal di dalamnya atau tidak ?

Apakah Allah memerintahkan kepada kami untuk hidup dalam kehidupan kita semuanya sesuai dengan syari’at-Nya atau tidak ?

Inilah yang penting bagi kita, baik manusia itu ada sebelum agama atau ada setelah ada agama.

Semoga Allah –Ta’ala- akan memperlihatkan kebenaran adalah kebenaran, dan memberikan rezeki kepada kita untuk mengikutinya dan memperlihatkan kebatilan sebagai kebatilan dan memberikan rezeki kepada kita untuk menjauhinya.

Wallahu A’lam

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam