Sabtu 11 Syawal 1445 - 20 April 2024
Indonesian

Kejadian-kejadian Pada Hari Kiamat, Apakah Juga Terjadi Kepada Yang Berada di Luar Dunia Ini, Seperti Surga dan Neraka ?

Pertanyaan

Apakah surga, jahannam, ‘arsy, kursi, lauh mahfudz akan tetap utuh atau Allah juga akan menghancurkannya pada hari kiamat ?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Perubahan yang terjadi pada saat hari kiamat akan terjadi pada dunia ini dari bumi dan langitnya.

Allah Ta’ala berfirman:

يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ 

إبراهيم /48

“ (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”. (QS. Ibrohim: 48)

Allah Ta’ala  juga berfirman:

إِذَا السَّمَاءُ انْفَطَرَتْ * وَإِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْ * وَإِذَا الْبِحَارُ فُجِّرَتْ * وَإِذَا الْقُبُورُ بُعْثِرَتْ * عَلِمَتْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ وَأَخَّرَتْ 

الإنشقاق/1 - 5.

“Apabila langit terbelah, dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, dan apabila lautan dijadikan meluap, dan apabila kuburan-kuburan dibongkar, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya”. (QS. Al Insyiqaq: 1-5)

Dan apa yang ada di luar dunia ini, sebagian memastikan bahwa kejadian hari kiamat tidak menyentuhnya; karena semua itu diciptakan untuk kekal dan abadi, seperti surga dan neraka.

Al Halimi –rahimahullah- berkata:

“Surga-surga, meskipun sebagiannya lebih tinggi dari sebagian yang lainnya; semuanya di atas langit dan di bawah ‘arys, ia adalah sebagai alam sebagai makhluk namun dikekalkan, maka tidak diragukan lagi bahwa ia dikecualikan dari makhluk yang diciptakan untuk dihancurkan (pada akhirnya)”. (Al Minhaj: 1/432)

Demikian juga ‘arys dan kursi, telah ditetapkan riwayatnya di dalam nash-nash syar’i akan kekekalan keduanya setelah rusaknya langit dan bumi.

Allah Ta’ala berfirman:

وَانْشَقَّتِ السَّمَاءُ فَهِيَ يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةٌ * وَالْمَلَكُ عَلَى أَرْجَائِهَا وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ   

الحاقة/16 - 17

“dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah. Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka”. (QS. Al Haqqah: 16-17)

Dari Jabir berkata:

لَمَّا رَجَعَتْ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُهَاجِرَةُ الْبَحْرِ، قَالَ:   أَلَا تُحَدِّثُونِي بِأَعَاجِيبِ مَا رَأَيْتُمْ بِأَرْضِ الْحَبَشَةِ؟ 

قَالَ فِتْيَةٌ مِنْهُمْ: بَلَى، يَا رَسُولَ اللَّهِ! بَيْنَا نَحْنُ جُلُوسٌ، مَرَّتْ بِنَا عَجُوزٌ مِنْ عَجَائِزِ رَهَابِينِهِمْ، تَحْمِلُ عَلَى رَأْسِهَا قُلَّةً مِنْ مَاءٍ، فَمَرَّتْ بِفَتًى مِنْهُمْ، فَجَعَلَ إِحْدَى يَدَيْهِ بَيْنَ كَتِفَيْهَا، ثُمَّ دَفَعَهَا فَخَرَّتْ عَلَى رُكْبَتَيْهَا، فَانْكَسَرَتْ قُلَّتُهَا، فَلَمَّا ارْتَفَعَتِ الْتَفَتَتْ إِلَيْهِ، فَقَالَتْ: سَوْفَ تَعْلَمُ يَا غُدَرُ! إِذَا وَضَعَ اللَّهُ الْكُرْسِيَّ، وَجَمَعَ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ، وَتَكَلَّمَتِ الْأَيْدِي وَالْأَرْجُلُ، بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ، فَسَوْفَ تَعْلَمُ كَيْفَ أَمْرِي وَأَمْرُكَ عِنْدَهُ غَدًا، قَالَ: يَقُولُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:  صَدَقَتْ، صَدَقَتْ، كَيْفَ يُقَدِّسُ اللَّهُ أُمَّةً لَا يُؤْخَذُ لِضَعِيفِهِمْ مِنْ شَدِيدِهِمْ؟

رواه ابن ماجه  (4010)، وحسنه الألباني في "صحيح سنن ابن ماجه" (3255(

“Pada saat para muhajirin laut (ke Habasyah) kembali kepada Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- beliau bersabda: “Tidakkah kalian menceritakan kepadaku tentang keajaiban-keajaiban yang kalian lihat di tanah Habasyah ?”

Sebagian pemudanya berkata: “Iya kami mau menceritakan, wahai Rasulullah. Pada saat kami duduk ada perempuan tua dari kalangan rahib mereka melewati kami, ia membawa seguci air di atas kepalanya, ia melewati salah satu pemuda, maka pemuda itu menjadikan salah satu tangannya di depan pundaknya, kemudian mendorong wanita tua tersebut, ia pun jatuh berlutut gucinya pun pecah, setelah ia bangkit dan menoleh, ia berkata: “Kamu akan tau wahai pengecut, jika Allah telah meletakkan kursi, dan telah mengumpulkan makhluk dari awal sampai akhir, tangan dan kaki pun berbicara dengan apa yang telah mereka kerjakan, kamu akan tahu bagaimana urusanku dan urusanmu di hadapan-Nya esok, ia berkata: “Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “wanita itu benar, wanita itu benar, bagaimana Allah akan mensucikan umat yang tidak diambilkan untuk orang-orang lemahnya dari orang-orang kuatnya ?”. (HR. Ibnu Majah: 4010 dan dihasankan oleh Albani di dalam Shahih Sunan Ibnu Majah: 3255)

Adapun Lauh Mahfudz, apakah masih tetap ada atau tidak  setelah berakhirnya dunia ?, Allah yang Maha mengetahui terkait keadaan tersebut, hal itu termasuk perkara yang ghaib tidak bisa diucapkan kecuali dengan adanya wahyu, kami tidak mengetahui nash wahyu seputar masalah ini, Allah Ta’ala telah berfirman:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا 

الإسراء /36

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”. (QS. Al Isra’: 36)

Tergesa-gesa dalam masalah ini, tidak lepas dari berlebih-lebihan, menyibukkan diri dengan yang tidak penting, tidak mengandung amal perbuatan, tidak juga mengandung kebaikan dunia dan akhirat.

Seorang hamba yang menasehati diri sendiri, sebaiknya pertanyaan, pemahamannya, sesuai dengan kebutuhannya dalam masalah agama, yang ada unsur memperbaiki keadaan, dan mengambil yang utama.

Wallahu A’lam

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam