Donasi untuk situs islamqa.info

Kami memohon donasi dengan suka rela untuk mendukung situs ini, agar situs anda -islamqa.info – berkelanjutan dalam melayani Islam dan umat Islam insyaallah

Siapakah Khalifah Pertama? Dan Bagaimanakah Sebenarnya Tentang “Ghadir Khum”?

16-09-2016

Pertanyaan 7186

Pengikut Syi’ah berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib –radhiyallahu ‘anhu- adalah khalifah pertama, sedangkan kami pengikut sunni meyakini bahwa Abu Bakr –radhiyallahu ‘anhu- adalah khalifah pertama. Kami mohon penjelasannya siapakah khalifah pertama yang sebenarnya, dan seperti apakah wasiat yang diinginkan oleh Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- untuk diberikan kepada orang terdekatnya?, dan bagaimanakah kejadian yang terjadi pada “Ghodir Khum” ?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Khalifah pertama Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- adalah Abu Bakar ash Shiddiq –radhiyallahu ‘anhu- dengan dasar ijma’ para ulama; karena semua para sahabat bersepakat untuk membai’atnya setelah terjadi perbedaan antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar, kemudian kaum Anshar ridha dan membai’at Abu Bakr tidak ada perbedaan di antara mereka, tidak pula mereka ragu-ragu antara memilih Abu Bakr atau Ali –radhiyallahu ‘anhuma-. Tidak ada satu orang pun dari para sahabat meminta untuk membai’at Ali setelah Abu Bakr dan sebelum Umar bin Khattab. Juga tidak ada yang meminta untuk membai’at Ali setelah Umar bin Khattab –radhiyallahu ‘anhum-. Akan tetapi terjadi fitnah dan perbedaan disebabkan Utsman bin Affan –radhiyallahu ‘anhu- terbunuh. para sahabat semuanya –rhadiyallahu ‘anhum- ridha untuk dunia mereka kepada seseorang yang Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- ridha kepadanya untuk urusan agama mereka, ia adalah wakilnya Rasulullah –radhiyallahu ‘anhu- .

Adapun yang berkaitan dengan “Ghadir”, Ghadir itu adalah mata air yang berada di antara kota Madinah dan kota Makkah yang disebut “khum”. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahih muslimnya nomor: 2408, dari hadits Zaid bin Arqam berkata: Suatu ketika Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- berdiri di hadapan kami dan berkhutbah dengan air di tempat yang dikenal dengan “khom” di antara Makkah dan Madinah, seraya ia memuji Allah lalu memberi nasehat dan peringatan, kemudian bersabda:

وأنا تارك فيكم ثقلين أولهما كتاب الله ، فحث على كتاب الله ورغّب فيه ثم قال : وأهل بيتي ، أذكركم الله في أهل بيتي ، أذكركم الله في أهل بيتي ، أُذكّركم الله في أهل بيتي ، قال زيد : نساؤه من أهل بيته ، ولكن أهل بيته من حرم الصدقة بعده وهم آل علي ، وآل عقيل ، وآل جعفر ، وآل عباس ، كل هؤلاء حُرم الصدقة .

“ Dan saya meninggalkan bagi kalian dua perkara yang berat, pertama adalah kitab Allah, beliau menyuruh (untuk memperhatikan) al Qur’an dan memberikan motivasi untuk cinta kepada al Qur’an, lalu bersabda: “Ahlu baiti (keluarga saya), saya mengingatan kalian tentang keluargaku 3x. Zaid berkata: “Istri-istrinya termasuk ahlul bait, akan tetapi ahlu baitihi (keluarganya) adalah mereka yang diharamkan untuk menerima sedekah setelahnya. Mereka adalah keluarga Ali, keluarga Aqil, keluarga Ja’far, keluarga ‘Abbas, mereka semua diharamkan memakan sedekah”.

Wasiatnya beliau kepada ahli baitihi; karena untuk menghormati mereka, menjaga wibawa mereka, dan tidak mencela dan menyakiti mereka. Dalam hal ini tidak harus mendahulukan mereka dari pada yang lain, yang memang sudah jelas keutamaannya, seperti Abu Bakr, Umar, Utsman –radhiyallahu ‘anhum jami’an”.

Biografi
tampilan di situs islamqa.info