Donasi untuk situs islamqa.info

Kami memohon donasi dengan suka rela untuk mendukung situs ini, agar situs anda -islamqa.info – berkelanjutan dalam melayani Islam dan umat Islam insyaallah

Dzikir Pagi dan Petang

16-10-2018

Pertanyaan 217496

Saya berharap kiranya anda mengumpulkan semua hadits shahih yang berkaitan dengan dzikir pagi dan petang sehingga akan menjadi rujukan harian kami tentang dzikir pagi dan petang.

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Ini ada ringkasan yang bermanfaat yang dapat mengumpulkan hadits-hadits shahih yang berkaitan dengan dzikir pagi dan sore:

سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ : اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلَّا أَنْت َ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

قَالَ :

  وَمَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا ، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا ، فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ  

“Sayyid Istighfar hendaknya anda mengatakan: “Ya Allah Engkau adalah Tuhan kami, tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau, Engkau telah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu, dan aku berada di dalam janjimu sesuai dengan kemampuanku, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan dari yang telah aku perbuat, aku akan kembali kepada-Mu dengan nikmat-Mu kepadaku, dan aku akan kembali kepada-Mu dengan dosaku, maka ampunilah diriku; karena tidak ada yang mampu mengampuni semua dosa kecuali Engkau".

Beliau bersabda:

“Barang siapa yang membacanya pada siang hari dengan penuh keyakinan, lalu ia meninggal dunia pada hari tersebut sebelum masuk waktu sore, maka ia termasuk ahli surga, dan barang siapa yang membacanya pada malam hari sedang ia meyakininya, lalu ia meninggal dunia sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga”.

مَنْ قَالَ: حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي : سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ ، مِائَةَ مَرَّةٍ ، لَمْ يَأْتِ أَحَدٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ ، إِلَّا أَحَدٌ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ ، أَوْ زَادَ عَلَيْهِ

“Barang siapa yang berkata di pagi dan sore hari: “Maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya” (100 x) Tidak seorang pun pada hari kiamat yang datang dengan karunia terbaik, kecuali seseorang yang berkata sama dengan kalimat di atas atau yang menambahkannya”.

يَا رَسُولَ اللهِ مَا لَقِيتُ مِنْ عَقْرَبٍ لَدَغَتْنِي الْبَارِحَةَ ، قَالَ : ( أَمَا لَوْ قُلْتَ ، حِينَ أَمْسَيْتَ : أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ ، لَمْ تَضُرَّكَ

“Wahai Rasulullah, tadi malam saya bertemu kala jengking dan telah menyengatku”, beliau bersabda: “Kalau saja kamu berkata pada sore hari: “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari keburukan ciptaan-Nya”, maka tidak akan mencelakaimu”.

عَنْ أَبِي رَاشِدٍ الْحُبْرَانِيِّ قَالَ : أَتَيْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ ، فَقُلْتُ لَهُ : حَدِّثْنَا مَا سَمِعْتَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . فَأَلْقَى بَيْنَ يَدَيَّ صَحِيفَةً ، فَقَالَ : هَذَا مَا كَتَبَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . فَنَظَرْتُ فِيهَا فَإِذَا فِيهَا : أَنَّ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ عَلِّمْنِي مَا أَقُولُ إِذَا أَصْبَحْتُ وَإِذَا أَمْسَيْتُ ؟ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( يَا أَبَا بَكْرٍ ، قُلْ اللَّهُمَّ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيكَهُ ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِي سُوءًا أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ

“Dari Abu Rasyid Al Jubrani berkata: “Saya telah mendatangi Abdullah bin Amr bin Ash saya bertanya kepada beliau”, maka saya jawab: “Tolong ceritakan kepada kami apa yang anda dengar dari Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- lalu diberikan kepada saya selembar tulisan seraya berkata: “Inilah yang dituliskan Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- kepada saya”. Maka saya melihatnya dan yang tertera adalah bahwa Abu Bakar As Shiddiq berkata: “Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepada kami apa sebaiknya kami ucapkan di pagi dan sore hari ?”, maka beliau bersabda: “Wahai Abu Bakar, ucapkanlah: “Ya Allah Yang Maha Pencipta langit dan bumi, Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nampak, tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau, Tuhan segala sesuatu dan Raja mereka, aku berindung kepada-Mu dari keburukan diriku, dan dari keburukan syetan dan sekutunya, dan aku (berlindung kepada-Mu) dari mengerjakan keburukan atau aku menyeret (keburukan itu) kepada muslim lainnya”.

لَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَعُ هَؤُلَاءِ الدَّعَوَاتِ ، حِينَ يُمْسِي ، وَحِينَ يُصْبِحُ : ( اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي ، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي وَآمِنْ رَوْعَاتِي ، اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ ، وَمِنْ خَلْفِي ، وَعَنْ يَمِينِي ، وَعَنْ شِمَالِي ، وَمِنْ فَوْقِي ، وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي
وصححه الألباني في "صحيح الأدب المفرد" وغيره

“Tidaklah Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- meninggalkan semua doa ini di sore dan pagi hari: “Ya Allah, sungguh saya memohon kepada-Mu keselamatan di dunia dan akhirat, Ya Allah, sungguh saya memohon kepada-Mu ampunan dan keselamatan dalam agamaku, duniaku, keluarga dan hartaku, Ya Allah tutuplah auratku, berilah rasa aman pada kegelisahanku, Ya Allah jagalah aku dari depan, belakang, kanan,  kiri, dan dari atas serta aku berlindung dengan keagungan-Mu  serangan dari bawah”. (Dishahihkan oleh Albani dalam Shahih Adab Mufrad dan yang lainnya)

 اللهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا ، وَبِكَ أَمْسَيْنَا ، وَبِكَ نَحْيَا ، وَبِكَ نَمُوتُ ، وَإِلَيْكَ النُّشُورُ  وَإِذَا أَمْسَى قَالَ :  اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا ، وَبِكَ أَصْبَحْنَا ، وَبِكَ نَحْيَا ، وَبِكَ نَمُوتُ ، وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

وصححه الألباني في "صحيح الترمذي" .

“Ya Allah dengan-Mu kami berada di pagi hari, dan dengan-Mu kami berada di sore hari, dan dengan-Mu kami hidup, dengan-Mu kami meninggal, dan kepada-Mu kami kembali”. Dan pada sore hari beliau berucap: “Ya Allah dengan-Mu kami berada di sore hari, dan dengan-Mu kami berada di pagi hari, dan dengan-Mu kami hidup, dengan-Mu kami meninggal, dan kepada-Mu kami kembali”. (Dishahihkan oleh Albani dalam Shahih Tirmidzi)

 مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ، فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ ؛ كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ ، وَكُتِبَ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنْ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ ، وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ ، إِلَّا رَجُلٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْهُ

“Barang siapa yang berucap: “Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kekuasaan, segala puji hanya bagi-Nya, Dia-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dalam satu hari dibaca 100 kali, maka baginya sama dengan (memerdekakan) 10 budak, dicatat baginya 100 kebaikan, dihapus baginya 100 keburukan, dia akan dijaga dari syetan pada hari itu sampai sore hari, dan tidak ada seorang pun yang datang mendapatkan yang lebih utama dari apa yang dia kerjakan, kecuali seseorang yang melakukan yang lebih banyak darinya”.

مَنْ قَالَ إِذَا أَصْبَحَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، كَانَ لَهُ عِدْلَ رَقَبَةٍ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ، وَكُتِبَ لَهُ عَشْرُ حَسَنَاتٍ، وَحُطَّ عَنْهُ عَشْرُ سَيِّئَاتٍ، وَرُفِعَ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ، وَكَانَ فِي حِرْزٍ مِنَ الشَّيْطَانِ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ قَالَهَا إِذَا أَمْسَى كَانَ لَهُ مِثْلُ ذَلِكَ حَتَّى يُصْبِحَ

صححه الألباني في "صحيح أبي داود

Barang siapa yang berkata pada pagi hari: “Tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, Dia-lah pemilik kekuasaan, segala puji bagi-Nya, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”, maka baginya sama dengan (memerdekakan) budak dari keturunan Nabi Ismail, dan dicatat baginya 10 kebaikan dan dihapus darinya 10 keburuan dan diangkat baginya 10 derajat. Dia juga akan dijaga dari syetan sampai sore, dan jika dia ucapkan pada sore hari maka (fadhilahnya) sama seperti itu sampai pagi”. (Dishahihkan oleh Albani dalam Shahih Abu Daud)

 مَا يَمْنَعُكِ أَنْ تَسْمَعِي مَا أُوصِيكِ بِهِ ، أَنْ تَقُولِي إِذَا أَصْبَحْتِ وَإِذَا أَمْسَيْتِ : يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ ، أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ ، وَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ
وحسنه الألباني في "الصحيحة" (227(

“Apa yang mengahalangimu untuk mendengarkan apa yang aku wasiatkan agar kamu mengucapkan di waktu pagi dan sore hari: “Wahai Dzat Yang Maha Hidup, Yang Maha Berdiri sendiri, dengan rahmat-Mu aku meminta tolong, perbaikilah urusanku semuanya, dan jangan Engkau serahkan aku kepada diriku sendiri walaupun hanya sekedip mata”. (Dihasankan oleh Albani di dalam Ash Shahihah: 227)

 أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ ، وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ ، رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِوَإِذَا أَصْبَحَ قَالَ ذَلِكَ أَيْضًا :  أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ 

“Kami berada di sore hari, dan pada sore hari ini pula seluruh kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya seluruh kerajaan dan seluruh pujian, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah aku memohon kepada-Mu kebaikan apa yang ada pada malam hari ini dan kebaikan setelahnya, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa yang ada pada malam hari ini, dan keburukan setelahnya. Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan buruknya kesombongan, Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari adzab di neraka dan adzab di kubur”. Dan jika untuk pagi hari juga mengucapkan hal itu: “((Diganti dengan) kami berada di pagi hari, dan pada sore hari ini pula seluruh kerajaan hanya milik Allah…).

 مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَقُولُ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي ثَلَاثَ مَرَّاتٍ : رَضِيتُ بِاللهِ رَبًّا ، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا ، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا ، إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَى اللهِ أَنْ يُرْضِيَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ 
وصححه لغيره محققو المسند.

“Tidaklah seorang hamba yang muslim berucap pada pagi dan sore hari sebanyak tiga kali: “Aku telah ridho kepada Allah sebagai Tuhan, dengan Islam sebagai agama, dengan Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam- sebagai Nabi”, maka dia mendapatkan hak keridhoan Allah pada hari kiamat”. (Oleh para peneliti Musnad dikategorikan sebagai hadits Shahih li Ghoirihi)

 قُلْ : " قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ " ، وَالمُعَوِّذَتَيْنِ ، حِينَ تُمْسِي وَتُصْبِحُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ، تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ

رواه الترمذي (3575) وصححه ، وأبو داود (5082) . وصححه النووي في "الأذكار" (ص107) ، وحسنه ابن حجر في "نتائج الأفكار" (2/345) ، والألباني في "صحيح الترمذي".

“Katakanlah: “Katakanlah bahwa Allah itu Maha Esa” (surat Al-Ikhlas), dan kedua surat perlindungan (surat Al-Falaq dan An-Nas), pada waktu sore dan pagi hari sebanyak 3x, dan kamu akan dicukupkan dari segala sesuatu”. (HR. Tirmidzi: 3575 dan telah dishahihkannya, dan Abu Daud: 5082 dan telah dishahihkan oleh Nawawi di dalam Al Adzkar: 107 dan telah dihasankan oleh Ibnu Hajar dalam Nataij Al Afkar: 2/345 dan Albani di dalam Shahih Tirmidzi)

 مَنْ قَالَ : بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ لَمْ تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلَاءٍ حَتَّى يُصْبِحَ ، وَمَنْ قَالَهَا حِينَ يُصْبِحُ ثَلَاثُ مَرَّاتٍ ، لَمْ تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلَاءٍ حَتَّى يُمْسِيَ

رواه أبو داود (5088(

“Barang siapa yang berkata: “Dengan menyebut nama Allah yang dengan nama-Nya tidak akan berbahaya apa yang ada di bumi dan apa yang ada di langit, Dia-lah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Sebanyak 3 kali, maka ia tidak akan tertimpa bala’ yang datang tiba-tiba sampai pagi, dan barang siapa yang mengucapkannya pada pagi hari sebanyak 3 kali, maka tidak akan terkena bala’ sampai sore”. (HR. Abu Daud: 5088)

Tirmidzi (3388) telah meriwayatkan dengan redaksi sebagai berikut:

  مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ فِي صَبَاحِ كُلِّ يَوْمٍ وَمَسَاءِ كُلِّ لَيْلَةٍ بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ، ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ؛ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ 

وقال الترمذي : حسن صحيح غريب . وصححه ابن القيم في " زاد المعاد " (2/338)، وصححه الألباني في " صحيح أبي داود ".

“Tidaklah seorang hamba yang berucap di pagi dan sore hari: “Dengan menyebut nama Allah yang dengan nama-Nya tidak akan berbahaya apa yang ada di bumi dan apa yang ada di langit, Dia-lah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Sebanyak 3 kali, maka ia tidak akan tertimpa bala’ yang datang tiba-tiba sampai pagi, dan barang siapa yang mengucapkannya pada pagi hari sebanyak 3 kali, maka tidak ada sesuatu pun yang akan membahayakannya”. (Tirmidzi berkata: hadits ini hasan shahih gharib, dan dishahihkan oleh Ibnul Qayyim di dalam Zaadul Ma’ad: 2/338 dan dishahihkan oleh Albani di dalam Shahih Abu Daud).

 مَنْ قَالَ إِذَا أَصْبَحَ وَإِذَا أَمْسَى ، حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ ، عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ، سَبْعَ مَرَّاتٍ ، كَفَاهُ اللَّهُ مَا أَهَمَّهُ 
وهذا موقوف له حكم الرفع ، وقد جوّد إسناده الشيخ عبد العزيز بن باز رحمه الله

“Barang siapa yang berkata jika pada pagi dan sore hari: “Cukuplah Allah bagiku, tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Dia (Allah), kepada-Nya aku bertawakkal, Dia-lah Rabnya ‘Arsy yang agung”. Sebanyak 3 kali, maka Allah akan mencukupkannya apa yang menjadi perhatiannya”. (Hadits ini mauquf namun berkedudukan marfu’, sanadnya sudah dianggap baik oleh Syiekh Abdul Aziz bin Baaz –rahimahullah-)

مَا زِلْتِ عَلَى الْحَالِ الَّتِي فَارَقْتُكِ عَلَيْهَا ؟ قَالَتْ : نَعَمْ ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :   لَقَدْ قُلْتُ بَعْدَكِ أَرْبَعَ كَلِمَاتٍ ، ثَلَاثَ مَرَّات ٍ، لَوْ وُزِنَتْ بِمَا قُلْتِ مُنْذُ الْيَوْمِ لَوَزَنَتْهُنَّ : سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ ، عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ  

“Kamu masih dalam kondisi yang sama semenjak aku tinggalkan tadi ?, ia menjawab: “Iya”. Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Aku telah membaca setelahmu empat kalimat, sebanyak tiga kali. Kalau kalimat itu ditimbang dengan apa yang telah kamu baca sejek dari tadi maka akan menyamainya: “Maha suci Allah dan dengan pujian kepada-Nya sebanyak makhluk-Nya, dan keridhoan diri-Nya, dan beratnya ‘arsy dan banyaknya tinta kalimat-kalimat-Nya”. 

Wallahu A’lam

Dzikir-dzikir yang di Anjurkan
tampilan di situs islamqa.info